Lipsing oh Lipsing

Lipsing mungkin itulah kata yang tepat jika melihat industri musik tanah air khususnya acara musik yang sering kita lihat di televisi setiap hari. Terus terang saja blog-lirik udah mulai jenuh liat acara yang begituan bukan karena artisnya tapi karena konsep acaranya yang menurut blog-lirik membuat kemunduran di industri musik kita.

Kenapa demikian? karena sudah tidak aneh lagi ketika sang artis tampil biasanya mereka kebanyakan lipsing atau tidak live alias hanya cuap-cuap aja walaupun ada beberapa band yang lebih memilih tampil dengan konsep akustik daripada harus tampil lipsing.

Ada beberapa kategori lipsing yang blog-lirik maksud diantaranya :

1. Mik / alat pengeras suara sang penyanyi hanya menjadi hiasan saja ketika tampil alias mati. Jadi yang nyanyi itu sebenarnya hanya cuap-cuap saja. Pernah liat kan saat penyanyi itu memberikan mik nya ke penonton tapi gak ada suaranya? mungkin kurang koordinasi antara si penyanyi itu dengan operator audionya. hahaha... serius blog-lirik sering lihat soalnya...

2. Mik / alat pengeras suara hidup / aktif seperti seharusnya tapi terdenger aneh karena suara vokal utama seakan dobel. Harusnya si artis kasih CD yang gak ada vokalnya / hanya suara beking vokalnya saja yang terdengar biar gak kedengaran dobel dan gak jadi deh lipsingnya.

3. Alat musik yang dimainkan biasanya tidak aktif / menyala untuk pemain band jadi mereka itu hanya akting aja mirip kalau kita lagi lihat video klip. Lihat saja tingkah lakunya yang kaku dan tidak natural seperti menunggu sesuatu malah terkadang musik udah ada tapi pemainnya seperti yang kaget gitu baru deh mereka mulai main. Jadi ada jeda sepersekian detik.

4. Pemain band lipsing tambah lagi vokalisnya ikutan lipsing juga (haduhhh parahhh). Seharusnya minimal untuk suara vokal gak usahlah ikutan lipsing kalau gak mau di cap band spesialis lipsing tapi giliran main live malah berantakan suaranya saling mendahului.

Nah, menurut blog-lirik ada beberapa alasan kenapa mereka itu lipsing :

1. Konsep acara mengharuskan mereka lipsing demi memangkas waktu / durasi agar semua artis bisa tampil tepat waktu sesuai jadwal sehingga produser acara akan senang karena acaranya berjalan dengan baik imbasnya pun pasti banyak pengiklan yang antri untuk mengiklankan produknya di acara itu dan ini sangat baik demi kelangsungan sebuah acara.

2. Sang artis lebih memilih lipsing dikarenakan dia sedang dalam keadaan kurang sehat tapi harus tetap tampil karena sudah terikat kontrak dan tuntutan profesionalisme pekerjaan.

3. Sang artis belum percaya diri entah dia belum siap masuk televisi (masih demam panggung) atau karena emang suaranya tidak sebagus seperti di CD. biasanya untuk artis pendatang baru tapi tidak semua

4. Hemat energi. Karena dengan bernyanyi lipsing mereka jadi tidak kelelahan untuk melakukan aktifitas lainnya setelah bernyanyi. biasanya penyanyi dadakan yang pekerjaan utamanya justru bukan menjadi penyanyi contohnya pemain sinetron/film yang menjadi penyanyi untuk kebutuhan soundtrack sinetron/filmnya

5. Lebih praktis. Karena dengan lipsing mereka hanya perlu membawa cd lagunya yang nanti akan diputar oleh operator dan kru acara tidak perlu repot-repot untuk cek sound yang bisa menghabiskan durasi kurang lebih 10 menit untuk satu kali tampil khusus untuk pemain band. Bisa juga lebih lama jika alat musik yang dipakai lebih banyak.

Nah jika tulisan diatas blog-lirik coba menganalisa alasannya maka sekarang blog-lirik akan coba bahas efek buruk dari lipsing itu sendiri.

Sekali waktu blog-lirik pernah melihat penyanyi yang sedang mengisi acara musik di salah satu stasiun televisi swasta  tampak kebingungan karena tiba-tiba musik yang dimainkan terdengar seperti kaset kusut semrawut. Dengan wajah malu dan bingung penyanyi itu tetap melanjutkan nyanyiannya yang justru malah membuat blog-lirik dan seorang teman yang kebetulan nonton bareng juga tertawa terbahak-bahak melihatnya (kebetulan kami berdua music mania).

Menurut blog-lirik itu CD nya pasti bermasalah atau operator audionya kurang ngopi jadi ngantuk terus tangannya gak sengaja nyentuh peralatan mixingnya... hahaha... Karena saking seringnya nonton acara musik yang begituan jadi blog-lirik sama temen suka tebak-tebakkan 'itu artis lipsing atau enggak yah?'... hahaha... Itu baru dua pemirsa yang jenuh dan akhirnya pindah chanel ke acara lain, gak tahu deh dengan pemirsa yang lain. Kamu mungkin?

Menurut blog-lirik jika pemirsa sudah pindah chanel ke acara lain bisa menurunkan share rating acara itu sendiri dan mereka pasti tahu itu! Bagaimana tidak coba? Bayangkan saja mana ada yang mau ngiklan kalau pemirsanya aja sedikit dan berangsur-angsur jam tayang akan bergeser ke jam-jam yang tidak terlalu penting dan akhirnya acara itu hilang dari peredaran alias tidak diproduksi lagi.

Jadi, ayolah pak / ibu produser bantulah para musisi indonesia menampilkan karya terbaik mereka tanpa harus berakting palsu di depan kamera dengan lagaknya yang seperti nyanyi live eh gak taunya kejadian seperti kasus diatas. Kasihanilah mereka yang telah bersusah payah latihan dan tracking di studio dengan semangat 45 membara di dada (lebay mode on) ketika tampil harus lipsing. Atau jangan-jangan malah sang artislah yang minta lipsing seperti beberapa alasan diatas? wah kalau begini urusannya berabe dong. Pantas saja kadang-kadang ada yang terlihat over akting ketika di depan kamera. Blog-lirik jadi penasaran proses seleksinya sehingga mereka layak tampil.

Untungnya ada alternative acara lain ketika blog-lirik tidak sengaja begadang. Nah di acara itu penyanyi atau band yang tampil gak ada yang lipsing dan penontonnya pun 'real' bukannnya penonton bayaran atau para kaum alay yang sering kita lihat. Ketika kru lain sibuk cek sound seperti biasa untuk mengisi kekosongan, host acara itu pun berbincang-bincang dengan vokalis atau bintang tamu di acara itu untuk membahas materi lain bukan hanya musik tapi juga isu-isu terbaru. Tapi sayang jam tayang nya terlalu larut menurut blog-lirik.

Bukan maksud blog-lirik mempromosikan acara ini ke pembaca sekalian, tapi memang acara ini semakin hari semakin banyak aja penontonnya. Itu terlihat ketika acara berlangsung penontonnya semakin malam semakin banyak dan beragam. Penonton ini bukan penonton bayaran loh. Ketika sang artis bermain jelek mereka tidak ragu untuk menyorakinya (huuuuuuuuu).

Dan kalau ada fans yang kebetulan nonton band favoritnya yang sedang tampil mereka tidak ragu untuk request lagu ke sang artis dan dengan senang hati sang artis pun memenuhi permintaan salah satu fansnya itu sehingga interaksi antara artis dan fansnya terjalin dengan baik. Pokoknya acara ini lebih mirip konser band-band besar indonesia deh, walaupun rata-rata band yang tampil adalah band indie tapi terkadang ada juga band yang sudah punya nama di industri musik tanah air ikut memeriahkan.

Kamu tahu acara yang blog-lirik maksud?... hehehe... yang pasti acara ini lebih asik daripada acara musik yang lain. Mudah-mudahan ada produser acara musik yang baca tulisan blog-lirik (ngarep mode on) dan segera merubah konsep acaranya agar lebih baik lagi sehingga blog-lirik dan pemirsa yang lain pun senang. Karena kami nonton acara musik bukan untuk melihat artis favorit kami hanya cuap-cuap saja / lipsing tapi untuk melihat sejauh mana musikalitas mereka ketika tampil secara live. Masa iyah kalau dengar di CD bagus tapi pas tampil live kok gitu? Jadi kami pun bisa menilai mana artis / band yang beneran dan mana yang jadi-jadian.

Kalau sudah begitu secara tidak langsung industri musik indonesia akan berkembang ke arah yang lebih baik. Kasihan dong penyanyi / band yang beneran harus kalah bersaing dengan penyanyi / band jadian-jadian dengan suara dan skill / teknik pas-pasan yang sepertinya bikin lagunya pun asal-asalan, asal punya tampang oke langsung terkenal.

Mungkin itulah analisa ngawur blog-lirik dalam menanggapi fenomena lipsing di industri musik tanah air. Kenapa blog-lirik bilang analisa ngawur? yah karena blog-lirik bukanlah seorang pengamat musik tapi hanya pemirsa biasa yang jenuh akan acara musik yang berkonsep lipsing.